Motif atau
motivasi berasal dari bahasa latin movere
yang artinya bergerak. Motivasi
adalah karakteristik psikologi manusia yang memberi konstribusi pada tingkat komitmen seseorang. Robbins
(2001) mendefinisikan motivasi sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat
upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan tertentu untuk memenuhi suatu kebutuhan.
Bila seseorang bermotivasi, ia akan mencoba dan berusaha sekuat tenaga
(Robbins, 2001).
Memotivasi
adalah proses manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia berdasarkan
pengetahuan mengenai apa yang membuat orang tergerak ( Stoner & Freeman,
1995, hal. 134).
Dalam
konteks pengembangan organisasi, Flippo (1984) dalam Notoatmodjo, 2002
merumuskan bahwa motivasi adalah suatu arahan pegawai dalam suatu organisasi agar mau bekerja sama
dalam mencapai keinginan para pegawai dalam rangka pencapaian keberhasilan
organisasi.
Dalam
konteks yang sama (pengembangan organisasi), Duncan (1981) dalam Notoatmodjo (2002)
mengemukakan bahwa motivasi adalah setiap usaha yang didasarkan untuk
mempengaruhi perilaku seseorang dalam meningkatkan tujuan organisasi semaksimal
mungkin.
Dari
berbagai batasan dan konteks yang berbeda seperti tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa motivasi pada dasarnya merupakan dorongan yang muncul baik
dari dalam atau luar individu untuk melakukan sesuatu atau berperilaku yang
menjadi penggerak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Teori – Teori Motivasi
Teori isi
mengemukakan bahwa kepuasaan fisik dan rohani merupakan daya penggerak yang
memotivasi semangat kerja seseorang. Semakin ada kesempatan untuk memperolah
kepuasan (materil dan nonmateril) dari hasil kerjanya maka semakin bergairah
seseorang untuk bekerja dengan mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya.
Teori ini mendasari pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan
individu yang menyebabkan bertindak serta berprilaku dengan cara tertentu.
Teori ini juga memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang
menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilakunya. Disamping
itu, teori ini mencoba menjawab kebutuhan apa yang ingin dicapai seseorang dan
apa yang mendorong semangat bekerja seseorang.
Hal yang
memotivasi semangat kerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan, baik materil maupun nonmateril yang diperolehnya, sebagai imbalan
balas jasa dari jasa yang diberikannya kepada perusahaan. Bila materil yang
diterimanya semakin memuaskan maka semangat kerja seseorang akan semakin
meningkat pula. Jadi pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan
bertindak bersemangat bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Semakin tinggi
standar kebutuhan yang diinginkan maka semakin giat orang itu bekerja.
Selain itu
pendekatan ini menegaskan bahwa motif yang tidak terpuaskan akan menimbulkan
kekurangan bagi individu, dan kekurangan ini harus dipenuhi, jika tidak maka
individu akan mengalami ketegangan (stress
& strains), sehingga untuk menghilangkan ketegangan tersebut kebutuhan
ini harus dipenuhi (Safaria, 2004, hal.180).
Banyak para
ahli dari berbagai disiplin ilmu merumuskan konsep atau teori tentang motivasi,
dibawah ini beberapa konsep sebagai dasar motivasi kerja.
Baca Juga: