Kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok yang mengalami perasaan gelisah dan aktifasi sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas (Carpenito, 2006 : 11).
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi yang berbahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman (Nanda, 2010 : 281).
Respons yang timbul ansietas (cemas) yaitu khawatir, gelisah, tidak tenang dan dapat disertai dengan keluhan fisik. Kondisi dialami secara subjektif dan di komunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut yang penyebabnya tidak diketahui. Sedangkan rasa takut mempunyai penyebab yang jelas dan dapat dipahami. Kapasitas kecemasan diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan kehidupan.
Tingkat Ansietas (kecemasan)
Tingkatan ansietas menurut Stuart (2006) dibagi menjadi 4 yaitu :
a) Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. Ansietas pada tingkat ini menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
b) Ansietas sedang memungkinkan orang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan hal lain. Sehingga seseorang mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih banyak jika diberi arahan.
c) Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Individu cenderung untuk berfokus pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat berfokus pada suatu area lain.
d) Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian dan terjadi peningkatan aktifitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan bahkan kematian.
3. Faktor Penyebab Kecemasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya kecemasan menurut Carpenito (2006) yaitu :
a) Patofisiologis, yaitu setiap faktor yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia akan makanan, air, kenyamanan dan keamanan.
b) Situasional (orang dan lingkungan). Berhubungan dengan ancaman konsep diri terhadap perubahan status, adanya kegagalan, kehilangan benda yang dimiliki dan kurang penghargaan dari orang lain.
c) Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat karena kematian, perceraian, tekanan budaya, perpindahan, dan adanya perpisahan sementara atau permanen.
d) Berhubungan dengan ancaman integritas biologis : yaitu penyakit, terkena penyakit mendadak, sekarat, dan penanganan-penanganan medis terhadap sakit.
e) Berhubungan dengan perubahan dalam lingkungannya misalnya : pencemaran lingkungan, pensiun, dan bahaya terhadap keamanan.
f) Berhubungan dengan perubahan status sosial ekonomi, misalnya pengangguran, pekerjaan baru, dan promosi jabatan.
g) Berhubungan dengan kecemasan orang lain terhadap individu (Carpenito, 2006 : 13)
Gejala-gejala Kecemasan
Secara fisiologis gejala-gejala tersebut meliputi :
1) Peningkatan frekuensi jantung
2) Peningkatan tekanan darah
3) Peningkatan frekuensi pernafasan
4) Gelisah
5) Gemetar
6) Berdebar-debar
7) Sering berkemih
8) Insomnia
9) Keletihan dan kelemahan
10) Pucat atau kemerahan
11) Mulut kering, mual dan muntah
12) Sakit dan nyeri tubuh
13) Pusing / mau pingsan
14) Ruam panas atau dingin
15) Anoreksia (Carpenito, 2006 : 12)
Kecemasan Depression Anxiety Stress Scale (DASS)
Keterangan
0: tak ada atau tidak pernah
1: sesuai yang dialami sampai tingkat tertentu / kadang- kadang
2: sering
3: sangat sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap saat
2.1 Tabel Kecemasan Depression Anxiety Stress Scale (DASS)
No.
|
Aspek penilaian
|
Skor
| |||
0
|
1
|
2
|
3
| ||
1.
|
Menjadi marah karena hal sepele
| ||||
2.
|
Mulut terasa kering
| ||||
3.
|
Tidak dapat melihat hal yang positif suatu kejadian
| ||||
4.
|
Merasakan gangguan dalam bernafas
| ||||
5.
|
Merasa tidak kuat lagi melakukan suatu kegiatan
| ||||
6.
|
Cenderung bereaksi berlebihan pada situasi
| ||||
7.
|
Kelemahan pada anggota tubuh
| ||||
8.
|
Kesulitan untuk relaksasi / bersantai
| ||||
9.
|
Cemas yang berlebihan dalam situasi namun bisa lega jika hal / situasi itu berakhir
| ||||
10.
|
Pesimis
| ||||
11.
|
Mudah merasa kesal
| ||||
12.
|
Merasa banyak menghabiskan energi karena cemas
| ||||
13.
|
Merasa sedih dan depresi
| ||||
14.
|
Tidak sabaran
| ||||
15.
|
Kelelahan
| ||||
16.
|
Kehilangan minat pada banyak hal misalnya makan
| ||||
17.
|
Merasa diri tidak layak
| ||||
18.
|
Mudah tersinggung
| ||||
19.
|
Berkeringat (misal: tangan berkeringat)
| ||||
20.
|
Ketakutan tanpa alasan yang jelas
| ||||
21.
|
Merasa hidup tidak bahagia
| ||||
22.
|
Sulit untuk beristirahat
| ||||
23.
|
Kesulitan untuk menelan
| ||||
24.
|
Tidak dapat menikmati hal-hal yang saya lakukan
| ||||
25.
|
Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi tanpa stimulasi oleh latihan fisik
| ||||
26.
|
Merasa hilang harapan dan putus asa
| ||||
27.
|
Mudah marah
| ||||
28.
|
Mudah panik
| ||||
29.
|
Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu mengganggu
| ||||
30.
|
Takut terhambat oleh tugas-tugas yang tidak bisa dilakukan
| ||||
31.
|
Sulit untuk antusias pada suatu hal
| ||||
32.
|
Sulit mentoleransi gangguan-gangguan terhadap hal yang sedang dilakukan
| ||||
33.
|
Berada pada keadaaan tegang
| ||||
34.
|
Merasa tidak berharga
| ||||
35.
|
Tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi anda untuk menyelesaikan hal yang sedang anda lakukan
| ||||
36.
|
Ketakutan
| ||||
37.
|
Tidak ada harapan untuk masa depan
| ||||
38.
|
Merasa hidup tidak berarti
| ||||
39.
|
Mudah gelisah
| ||||
40.
|
Khawatir dengan situasi saat diri anda mungkin menjadi panik
| ||||
41.
|
Gemetar
| ||||
42.
|
Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan sesuatu
|
DAFTAR PUSTAKA
1. Aprianawati, B. 2009. Kecemasan Ibu Hamil.http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/56.pdf diakses tanggal 2 Maret 2013
2. Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta
3. Hidayat, A.Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Salemba Medika. Jakarta
4. Jauhari, N. 2009. Gangguan Cemas Pada Ibu Hamil.http://medicom.blogdetik.com.cemas-pada-ibu-hamil/ diakses tanggal 1 maret 2013
5. Leveno, J Kenneth. 2009. Obstetri Williams Edisi 21. EGC. Jakarta
6. Nanda Internasional. 2010. Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta
7. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta
8. Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Salemba Medika. Jakarta
9. Pantiawati, Ika. dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Nuha Medika. Yogyakarta
10. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
11. Puspitasari, Y. 2011. Kecemasan Ibu Hamil. http://lib.uin-malang.ac.id/ diakses tanggal 26 Februari 2013
12. Salmah, Rusmiati. Maryanah. dan Susanti. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC. Jakarta
13. Sudarti, Rodiyah. Judha Mohamad. dan Yongky. 2012. Asuhan Pertumbuhan Kehamilan, Persalinan, Neonatus, Bayi Dan Balita. Nuha Medika. Yogyakarta
14. Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika. Jakarta
BACA JUGA:
No comments:
Post a Comment