Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks
dan tidak berwarna yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar
dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah
atau kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu
mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut “saliva” (ludah
atau air liur). Pengeluaran air ludah pada orang dewasa berkisar antara 0,3-0,4
ml/menit. Menurunnnya pH air ludah dan jumlah air ludah yang kurang menunjukkan
adanya resiko terjadinya karies yang
tinggi. Meningkatnya pH air ludah (basa) akan mengakibatkan pembentukkan karang
gigi (Ilham, 1991).
2.
Fungsi
Saliva (Air Liur)
Saliva atau air liur ternyata memiliki banyak
manfaat dan kegunaan bagi kesehatan tubuh manusia.
Saliva
memiliki beberapa fungsi, yaitu :
a.
Membunuh
dan menghancurkan pertumbuhan jamur tertentu yang dapat menggangu kesehatan
gigi dan mulut
b.
Membersihkan
gigi dari makanan dan bakteri yang menempel
c.
Kandungan
fosfor dan kalsium pada air liur membantu perbaikan dan pertumbuhan enamel gigi
d.
Mencegah
kekeringan pada mulut
e.
Menetralisir
kadar asam yang terkandung dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi
f.
Membuat
lidah dapat merasakan makanan dan minuman, karena air liur berfungsi memecah
makanan
g.
Membuat
makanan dapat lebih mudah dicerna
h.
Mempermudah
proses menelan, karena air liur berfungsi mengikat makanan (Pakasam, 2010).
Kurang lebih 80% bau mulut timbul dari dalam
rongga mulut. Saliva memegang peranan dalam masalah bau mulut, gigi berlubang
dan penyakit rongga mulut/ penyakit tubuh secara keseluruhan karena air ludah
melindungi gigi dan selaput lunak di rongga mulut dengan sistem buffer sehingga
makanan yang terlalu asam misalnya bisa dinetralkan kembali keasamannya dan
juga segala macam bakteri baik yang aerob (hidup dengan adanya udara) maupun
bakteri anaerob (hidup tanpa udara) dijaga keseimbangannya. Di dalam air ludah
juga terdapat antigen dan antibodi yang berfungsi melawan kuman dan virus yang
masuk ke dalam tubuh sehingga tubuh kita tidak akan mudah terserang penyakit
(Ilham, 1991).
3.
Metode
pengumpulan dan pengukuran pH Saliva
Menurut Sutresna (2007) yang dinamakan pH
asam adalah skala pH menunjukkan kurang dari atau dibawah angka 7, pH netral
atau normal dengan angka sama dengan 7, dan pH basa adalah dengan angka lebih
dari atau diatas angka 7. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
Skala pH bukanlah skala absolut. Skala pH bersifat relatif terhadap sekumpulan
larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional (Bronsted,
2012).
Saliva
secara normal sedikit asam (dapat berubah sedikit dengan perubahan kecepatan
aliran dan perbedaan waktu dalam sehari). Dengan adanya sistem buffer pada saliva, pH akan kembali
netral setelah 20 menit terpapar karbohidrat yang berkonsistensi cair dan 40-60
menit pada karbohidrat yang berkonsistensi padat (Bonario, 2009).
Ada beberapa metode untuk pengumpulan pH
saliva. Beberapa metode pengumpulan saliva yang biasanya digunakan adalah passive drool, spitting, suction, dan
absorbent. Tetapi, yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode passive drool yaitu mengumpulkan saliva
dengan mengeluarkan saliva ke dalam wadah kecil. Metode ini adalah metode yang
paling efektif dan sering digunakan (Armand, 2011).
Baca Juga :
Panduan Cepat punya Keturunan
Perawatan Ibu Mengandung
Onlie Cukup 10 ribu sudah dapat yang Premiun
Bisnis Online Sepuluh ribu Doang
Dowload Tamlet Jualan Online
Perawatan Ibu Mengandung
Onlie Cukup 10 ribu sudah dapat yang Premiun
Bisnis Online Sepuluh ribu Doang
Dowload Tamlet Jualan Online
Baca juga
No comments:
Post a Comment