Sperma adalah cairan putih, kental
dan mengandung sperma yang dikeluarkan ketika ejakulasi. Semen
yang dihasilkan oleh sejumlah kelenjar, umumnya kental saat ejakulasi dan mulai
menjadi lebih encer dalam 10 hingga 30 menit. Sperma adalah sel reproduksi yang
terdapat di dalam semen yang memiliki kepala dan ekor. Merupakan
pemeriksaan dengan bahan sperma untuk melihat jumlah, volume cairan, persentase
sperma matang,pergerakan, dan Iain-Iain. Pemeriksaan ini berguna untuk
menentukan penyebab kemandulan pada pria
Setiap sperma mengandung satu salinan dari setiap
kromosom (semua dari gen laki-laki). Sperma dapat berpindah tempat (memiliki
motilitas), normalnya bergerak maju di dalam cairan semen. Di dalam rahim
perempuan, sifat ini memungkinkan mereka bergerak maju dan membuahi sel telur.
Dalam setiap sampel semen, terdapat jutaan sperma dengan karakteristik jumlah
garam penyangga, fruktosa, substansi penjendalan, pelumas, dan enzim yang
ditujukan untuk mendukung sperma dalam upaya pembuahan.
Sejumlah tes yang diujikan pada
cairan sperma adalah:
·
Volume sperma, biasa 1,0 – 6,5 mL adalah normal,
namun WHO mewanti bahwa nilai 1,5 mL adalah batas bawah. Volume rendah dapat
bermakna adalah sumbatan (sebagian ataupun total) pada vesika seminalis, atau
seseorang lahir tanpa memiliki vesika seminalis.
·
Konsistensi (kekentalan) sperma.
·
Densitas (konsentrasi) sperma, sekitar di
atas 15 juta sperma untuk setiap mililiter semen akan dianggap normal.
·
Jumlah total sperma, dikenal juga sebagai total sperm
count, adalah jumlah total sperma yang dikeluarkan dalam sekali ejakulasi,
nilai terendahnya adalah 39 juta per ejakulasi (persentil ke-2,5).
·
Motalitas sperma, adalah nilai pergerakan sperma,
dan 60% ke atas harus memiliki motilitas yang baik (nilai A) dengan bergerak
progresif/maju, motilitas kurang baik dilihat jika bergerak namun cenderung
membentuk kurva/melingkar (nilai B), tidak progresif meski ekor tampak bergerak
(nilai C), dan tidak motil sama sekali (nilai D).
·
Jumlah sperma yang normal dan terganggu, atau
morfologi sperma, sudah dianggap baik jika 4% atau lebih dari sperma yang
diamati memiliki morfologi yang normal.
·
Koagulasi dan likuifaksi, cairan
semen umumnya menjadi lebih encer sekitar 20 menit pasca ejakulasi, beberapa
memberi batasan hingga 60 menit dalam suhu ruangan. Namun jika tidak terjadi,
maka kemungkinan kecurigaan adanya infeksi bisa ditelusuri.
·
Fruktosa, kadar fruktosa (zat gula) pada
semen normalnya sekitarnya 13 mikromol per liter.
·
Keasaman (pH), menurut kriteria WHO adalah
sekitar 7,2-7,8.
·
Tambahan pemeriksaan lainnya termasuk jumlah sperma
yang belum dewasa, atau ada tidaknya darah pada semen.
Tes-tes lebih rumit mungkin diperlukan untuk keperluan
yang lebih spesifik. Misalnya pasangan yang hendak hamil kemudian dari sel
sperma yang ada saat ini bisa melakukan tes yang disebut cyrosurvival untuk
melihat apakah semen dapat bertahan hidup jika disimpan dalam jangka waktu yang
cukup lama. Tes fungsi sperma mungkin dilakukan jika hendak menjalani kehamilan
yang dibantu dengan teknologi pembuahan in vitro. Secara umum pengambilan
sampel semen biasanya dilakukan di laboratorium karena sampel harus diperiksa
dalam kurun waktu kurang dari satu jam. Biasanya tempat khusus yang privat
disediakan untuk klien mengumpulkan sampel semen pada wadah terbuka yang steril
dengan masturbasi, jika tidak tersedia, toilet yang bersih dapat digunakan
sebagai ruangan pengambilan sampel. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi hitung
sperma dan nilai analisis cairan semen yang lainnya. Seorang laki-laki dapat
memiliki hitung jumlah sperma yang rendah jika mengalami kerusakan fisik pada
testikelnya, misalnya pasca menjalani terapi radiasi pada testikel, atau
terpapar obat-obatan tertentu (seperti azathioperine atau cimetidine).
Laki-laki yang memiliki kadar estrogen tinggi juga dapat memiliki hitung sperma
yang rendah. Beberapa penyebab umum infertilias (ketidaksuburan) pada laki-laki
adalah demam tinggi yang ekstrim, kegagalan testikel, hambatan/obstruksi pada
saluran semen, dan jumlah sperma yang rendah saat ejakulasi (oligospermia).
Alkohol dan tembakau (rokok) juga dapat mempengaruhi kesuburan seorang
laki-laki.
No comments:
Post a Comment